Tulisan ini bukan bermaksud untuk menggurui para perokok, ataupun memberikan fatwa haram merokok ( penulis menyadari tidak memiliki kapasitas untuk itu, dan harus diakui masih sesekali merokok ) , namun semata mengajak untuk berpikir, mengkaji lebih jauh dan sharing informasi mengenai bahaya dan kedudukan rokok yang kontroversial, yang terbukti berabad-abad menjadi kebiasaan mengasyikkan, menyebabkan ketergantungan, dan sangat sulit dihilangkan.
Suatu ketika, seorang perokok ditanya, mengapa anda masih merokok ? Bukankah merokok berbahaya bagi kesehatan?. Sambil tersenyum, perokok itu menjawab, tidak juga , merokok ada manfaatnya, diantaranya :
- Membuka lapangan kerja bagi buruh rokok, dokter, pedagang asongan, pembuat asbak, pabrik kemasan dan perusahaan obat batuk.
- Berbuat amal kebaikan; kalau ada orang yang mau pinjam korek api paling tidak sudah siap / tidak mengecewakan orang yang ingin meminjam
- Salah satu alat paling efektif untuk mencairkan suasana dalam sebuah pertemuan, bisa saling menawarkan rokok dan api
- Menambah kenikmatan: sore hari minum kopi dan makan pisang goreng, sungguh nikmat. Apalagi ditambah merokok.
- Anti maling ! Suara perokok batuk berat di malam hari mujarab untuk mengusir maling yang mau mendekat.
- Membantu shooting film keji, rokok digunakan penjahat buat nyundut jagoan yg terikat di kursi… “hahaha … penderitaan itu pedih Jendral..!!!”
Jika anda memakai berbagai alasan di atas (apalagi no.5 dan 6), berarti memang candu rokok sudah menggerogoti akal sehat dan pikiran anda.
Penelitian terbaru seputar Rokok
Allah SWT berfirman :
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan atasmu (memakan) bangkai, darah, daging babi dan apa yang disembelih dengan menyebut nama selain Allah; tetapi barangsiapa yang terpaksa memakannya dengan tidak menganiaya dan tidak pula melampaui batas, maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. ( QS. An Nahl [16] : 115 )
Penemuan penggunaan darah babi dalam pembuatan filter rokok ditemukan peneliti Belanda, Christien Meindertsma, secara tak sengaja. Perempuan ini sebenarnya sedang meneliti seekor babi berkode “Pig 05049” di sebuah peternakan di Belanda.
Di situs pribadinya, Meindertsma menyatakan telah meriset selama tiga tahun semua produk yang dihasilkan dari seekor babi tersebut. Hasil riset itu kemudian dibukukan, lengkap dengan grafik dan gambar produk, kemudian dipamerkan dalam sebuah pameran.
Tujuannya sederhana, menunjukkan pada orang bagaimana sebuah produk dibuat dan “dibungkus” dan dari mana dia berasal, sehingga orang bisa tahu. Untuk menunjukkan itu, Meindertsma mendekati subjek ke satu ekor binatang yang dalam hal ini seekor babi bernama “Pig 05049.”
Setelah kematian babi tersebut, jasadnya dikapalkan dalam beberapa bagian ke penjuru dunia. Beberapa bagiannya tetap dalam bentuk dan fungsi aslinya (sebagai daging), sebagian lagi berubah secara dramatis.
Meindertsma mengikuti produk itu, mulai dari perusahaan yang menangani hewan mati sampai ke perusahaan kecil yang memproduksi sesuatu menggunakan bagian dari jasad itu. Perempuan itu mencatat jasad itu menjadi 185 produk berbeda! Mulai dari bubuk mesiu, sabun, obat, kertas foto, katup jantung, cat mobil, permen karet, porselen, yogurt, marshmellow, kosmetik, rokok, kondisioner, sampai biodiesel. Tak lupa Meindertsma menampilkan foto-foto produk itu.
Apa pelajaran yang diperoleh perempuan asal Rotterdam ini? “Banyak tahapan antara bahan mentah dan produk akhir di produksi komersil modern. Karena banyak tahapan, pengetahuan menghilang. Sebagai contoh, peternak babi tak tahu semua produk akhir yang terbuat dari babi mereka karena mereka tak tahu babi itu dibawa ke mana,” kata perempuan 29 tahun lulusan Akademi Desain Eindhoven itu.
Meindertsma pun sekarang memilih produk yang diproduksi secara lokal. Baju hangatnya sekarang buatan Belanda, bukan lagi Selandia Baru.
Dan ketekunan Meindertsma membuahkan sebuah penghargaan: Index Award 2009. Dan risetnya juga menggelinding menjadi soal sensitif: terungkapnya 185 produk mengandung babi yang diharamkan Islam dan Yahudi.
Seorang peneliti lain di Australia, juga melansir penelitian mengenai rokok yang diduga mengandung darah babi. Kandungan babi yang diharamkan umat Islam ini ditemukan di filter rokok.
Profesor di bidang Kesehatan Publik, Universitas Sydney, Simon Chapman, menunjuk pada riset terbaru yang mengidentifikasi 185 penggunaan hemoglobin atau bagian darah babi, termasuk dalam pembuatan filter rokok. Penemuan ini, kata Chapman kepada News.com.au, bisa berdampak pada kelompok Islam dan Yahudi.
“Komunitas Yahudi jelas akan menilai masalah ini sangat serius dan komunitas Islam akan menilainya sangat mengganggu,” kata Chapman, Rabu 31 Maret 2010.
Penemuan ini, kata Chapman, membuka bobrok industri rokok yang tidak diwajibkan mencantumkan komposisi dalam rokok. “Mereka mengatakan, “ini bisnis kami dan sebuah rahasia dagang”.”
Darah babi ini, kata Chapman, setidaknya ditemukan di salah satu rokok mereka yang dijual di Yunani. Darah babi dipastikan dipakai dalam pembuatan rokoknya. Bagaimana di Indonesia? Sejauh ini penulis memang belum menemukan bukti bahwa filter rokok yang diproduksi dalam negeri berasal dari unsur babi. Namun tentu tidak ada salahnya meningkatkan kewaspadaan , khususnya bagi kita yang masih merokok.
Gambar a. Perokok Gambar b. Bukan Perokok
Gambar . Perbandingan paru-paru perokok dan bukan perokok
Menghilangkan kebiasaan merokok memang sangat sulit dilakukan, namun bukan berarti tidak bisa. Salah satu caranya dengan mengurangi jumlah batang setiap hari, sampai akhirnya anda tidak merokok. Anda sebaiknya menghindari kumpulan orang-orang yang merokok, untuk mencegah timbulnya keinginan merokok, minimal menjauh dari asap rokok, karena perokok pasif justru lebih besar bahayanya. Slowly but sure, demikian kata pepatah, Insya Allah, dengan niat yang tulus, dan upaya yang berkesinambungan, kita semua dapat keluar dari status Perokok, walaupun sesekali mungkin masih merokok (kebiasaan ini memang sangat sulit dihilangkan). Cuma Andalah yang bisa menolong diri sendiri untuk terhindar dari kebiasaan ini, bukan tulisan ini, bukan anjuran orang yang anda segani atau sayangi, bukan pula fatwa MUI.
Dari berbagai sumber diantaranya :
http://www.voa-islam.com
http://dunia.vivanews.com
http://www.christienmeindertsma.com
http://Liputan6.com
Allhamdulillah…. akhirnya ada juga cara yg lbh jitu buat mengingatkan bahaya rokok. ayo bapak2, mas2, om2, ade2 yg msh merokok,… mau dilihat dari mana aja rokok memang merugikan….. masih ragu????
Setuju bu