Berjalan kaki mengurangi resiko mengecilnya otak

Penelitian baru-baru ini mengungkapnya ada korelasi mendalam antara pengecilan ukuran otak manusia dengan aktivitas berjalan kaki. Sejumlah peneliti AS, mengungkapkan bahwa berjalan kaki sejauh enam mil atau 9,66 kilometer dalam satu minggu atau 1,38 km per-hari, bisa menjadi solusi untuk mencegah penyusutan otak dan melawan demensia. Sebuah penelitian yang dilakukan terhadap 300 orang di Pittsburgh, AS, yang mencatat berapa jauh mereka berjalan kaki setiap pekan menunjukkan, mereka yang berjalan setidaknya enam mil atau 9,66 kilometer lebih sedikit mengalami penyusutan otak yang terkait usia daripada orang yang berjalan kurang dari itu.

Pada tahun 1980, Dr. Roger Sperry, tokoh pionir dalam penelitian split-brain, menemukan bahwa otak kanan dan otak kiri manusia memiliki fungsi yang berbeda. Otak kanan fungsinya berkaitan dengan kreativitas, sintesa, imajinasi, intuisi, gagasan, bentuk, ruang, warna, dan ragam. Sedangkan otak kiri fungsinya berhubungan dengan proses bicara, fakta-fakta, detail, matematika, logis, serta syair.

Gambar  Pembagian fungsi otak

 “Penyusutan ukuran otak pada masa dewasa akhir dapat menyebabkan masalah pada daya ingat. Hasil penelitian kami seharusnya mendorong dirancangnya suatu latihan fisik yang baik bagi orang lanjut usia sebagai sebuah pendekatan yang menjanjikan untuk mencegah demensia dan penyakit alzheimer,” kata Kirk Erickson dari Universitas Pittsburgh, AS, yang penelitiannya muncul di jurnal Neurologi.

Penyakit alzheimer, bentuk paling umum dari demensia, perlahan-lahan membunuh sel-sel otak. Kegiatan seperti berjalan kaki telah terbukti meningkatkan volume otak.

Gambar  Anatomi otak

Erickson dan rekan-rekannya melakukan penelitian untuk melihat apakah orang yang banyak berjalan kaki memiliki nilai tawar yang lebih baik untuk memerangi penyakit itu.

Mereka melakukan penelitian pada 299 sukarelawan yang bebas penyakit demensia dan mencatat secara rutin seberapa jauh mereka berjalan dalam satu pekan.

Sembilan tahun kemudian, para peneliti itu mengambil foto otak dari setiap sukarelawan untuk mengukur volume otak mereka.

Setelah empat tahun lagi, mereka kembali melakukan pengujian untuk melihat, jika ada sukarelawan yang mengalami kerusakan kognitif atau menderita demensia.

Mereka menemukan, orang yang berjalan kaki kira-kira enam sampai sembilan mil atau 9,6 km-14,49 km dalam sepekan memiliki risiko terserang gangguan daya ingat 50 persen lebih rendah dari mereka yang berjalan kaki kurang dari itu dalam sepekan.

“Hasil penelitian kami sejalan dengan data yang menyebutkan bahwa kegiatan aerobik menginduksi sejumlah sel-sel kaskada yang dapat meningkatkan volume materi abu-abu,” kata tim peneliti itu.

Mereka mengatakan, penelitian lebih lanjut perlu dilakukan mengenai dampak latihan pada penderita demensia. Namun, dengan tidak adanya pengobatan efektif bagi alzheimer, berjalan kaki mungkin adalah satu hal yang dapat dilakukan untuk membantu.

“Jika olahraga teratur bagi orang paruh baya dapat meningkatkan kesehatan otak dan meningkatkan daya ingat dan berpikir di kemudian hari, maka itu cukup menjadi salah satu alasan untuk melakukan olahraga secara teratur pada setiap golongan usia, sebuah upaya peningkatan bagi kesehatan masyarakat,” kata Erickson.

Saat ini tidak ada obat yang dapat menghentikan perkembangan penyakit alzheimer, yang mempengaruhi lebih dari 26 juta orang di dunia.

Dari berbagai sumber di antaranya :  kompas.com, blog.undip.ac.id

2 respons untuk ‘Berjalan kaki mengurangi resiko mengecilnya otak

  1. waah..ternyata otak bisa berubah ukuranya,jujur aja baru tau,smoga otak saya dan anda sekalian dalam keadaan baik-baik,eh baik-baik saja.
    lumayan buat pengetahuan ya pak…n semoga brmanfaat.
    By :febri aji

Tinggalkan Balasan

Isikan data di bawah atau klik salah satu ikon untuk log in:

Logo WordPress.com

You are commenting using your WordPress.com account. Logout /  Ubah )

Foto Facebook

You are commenting using your Facebook account. Logout /  Ubah )

Connecting to %s